Rabu, 11 Agustus 2010

cerita anak "fabel"

Burung Beo Yang Cerdik

terbit diharian suara merdeka edisi 1 agustus 2010

Disebuah hutan yang sangat luas, tinggalah sekelompok hewan yang yang hidup dengan rukun dan tentram. Tempat tinggal itu dikepalai oleh seekor kera yang bijak dan penyayang. Pada suatu pagi ada suatu masalah yang sangat rumit yaitu hilangnya mahkota raja kera. Tidak ada satu hewanpun dikawasan itu yang dapat mencari mahkota raja kera. Akhirnya datang satu hewan yang ingin mencari mahkota raja kera tersebut yaitu seekor burung Beo. Setelah menemui raja Kera dan bercakap-cakap dengannya, beopun pulang kerumah. Malamnya Beo tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan bagaimana caranya menemukan mahkota raja.

Keesokan harinya, Beo memutuskan untuk mencari mahkota raja ke pedalaman hutan. Ia berangkat tanpa ditemani siapapun. Ditengah perjalanan, burung Beo melihat ada begitu banyak bulu-bulu yang bersebaran. Burung Beopun mengikuti arah bulu-bulu yang tersebar itu. Akhirnya,ceceran bulu itu berhenti pada disebuah pohon yang sangat besar yang dihuni seekor Gagak. Diatas pohon itu, Beo melihat seekor Gagak yang terlihat sedang menyembunyikan sesuatu. Mata Gagak itu, menatap Beo dengan tatapan benci. Beopun penasaran .

“ Apa yang kau sembunyikan itu hai Gagak” tanya Beo

“ Bukan urusanmu. Kenapa kau berani memasuki wilayahku, Beo” jawab Gagak ketus

“ Aku kesini untuk mencari mahkota milik rajaku yang hilang”

Mendengar jawaban Beo, Gagak tertawa sambil mengejek burung Beo

“ ha. .ha. .ha. . kau burung Beo kecil mau mencoba mengambil mahkota ini dariku, lebih baik kau pulang saja Beo, dan katakan pada rajamu, sekarang akulah penguasa hutan ini” ucap Gagak dengan lagak sombongnya

“ Oh. . jadi kau yang mencuri mahkota rajaku,sudah kuduga. Keterlaluan kau Gagak” jawab Beo lantang.

Tanpa memperdulikan Beo, burung gagakpun terbang membawa mahkota raja. Ukuran tubuh dan sayap Gagak yang besar , membuat Beo kewalahan mengejarnya. Karena tak bisa mengejar Gagak, Beo kehilangan jejak. Kemudian Beo memutuskan untuk kembali kerumahnya.

Sesampainya dirumah, ia terus berpikir bagaimana caranya mengambil mahkota raja dari Gagak besar itu. Setalah cukup lama berpikir, ia menemukan ide. Beo berencana untuk menjebak Gagak dengan membuat perangkap dipohon yang terletak didepan rumah Gagak.

Tengah malam itu juga, Beo terbang kerumah Gagak. Tampak dari luar Gagak sedang tertidur pulas dengan mahkota tergeletak disampingnya. Beopun mulai beraksi. Ia melubangi bagian pohon dan pada sisi-sisinya ia beri getah pohon karet yang sangat lengket. Setelah selesai menjalankan aksinya,pelan-pelan Beo masuk kerumah Gagak dan mengambil mahkota raja. Beo kemudian terbang menuju pohon perangkap tadi. Beo mengambil batu dan melemparkannya kerumah gagak. Gagakpun terbangun, ia kaget bukan main saat mengetahui mahkota curiaannya hilang. Rupanya saat ia keluar dari rumahnya, Beo sudah bertengger dipohon depan rumahnya sembari memegang mahkota tersebut. Alangkah murkanya Gagak saat itu. Dengan serta-merta Gagak terbang, hendak menyambar Beo. Gagak tidak tahu jika pohon tempat bertengger Beo telah diberi perangkap. Tanpa menunggu lama, gagakpun masuk kedalam lubang perangkap yang telah diberi getah karet itu. Tubuh gagak tak bisa bergerak. Ia berteriak-teriak meminta pertolongan.

“ Tolong Beo keluarkan aku dari sini” pinta Gagak dengan wajah memelas

“ Tidak ! itu akibat dari perbuatanmu yang telah berani mencuri mahkota raja kera” jawab Beo

“ ampun Beo, ampun. . .aku tak akan mengulanginya lagi. Sekarang kumohon lepaskan aku” Gagak terus merengek

“ Aku akan menolongmu, tetapi setelah mendapat ijin rajaku dan setelah kuserahkan mahkota ini padanya” ucap Beo.

Beopun langsung terbang dari tempat itu untuk menyerahkan mahkota milik raja kera. Sesampainya di wilayah raja kera, Beo disambut dengan suka cita. Semua hewan berteriak “ hidup Beo! Hidup Beo!” . Raja kera sangat banggga kepada Beo. Ia kemudian mengangkat Beo menjadi menjadi wakilnya, sedangkan burung gagak diberi hukuman dengan terus berdiam di perangkap itu untuk waktu yang lama. Keadaan hutanpun menjadi kembali tentram. Semua itu karena kecerdasan burung Beo.

Tidak ada komentar: