Jumat, 16 Januari 2009

KALIAN TAK SENDIRI











by : Rumi
Dengan hati selembut mawar jingga, Dengan air mata yang selalu menganak sungai, Dengan isak tangis sedramatis bait taubat. Entah dengan bahasa apa lagi kami harus berbicara, dengan suara kami yang separuhnya tercekat hampir kami tak sanggup menyuarakan apa-apa sebagai wujud kepedulian kami terhadap penderitaaan saudara-saudara kami di Palestina. Entah dengan kalimat apa lagi kami harus mengutuk kebiadapan bangsa Irael. Suara-suara kami telah habis tak ubahnya debu yang diterpa angin atau karena begitu merdunya bak buluh perindu yang mampu menidurkan dunia. Sekian lama kami menunggu akankah perdamaian kan terwujud di ditanah suci tiga agama samawi itu?. Sekian lama kami berupaya dengan berbagai demonstrasi, munasaroh, diskusi dan masih banyak lagi. Entah dimanakah mereka yang tergabung dalam PBB, OKI, liga arab atau organisasi perdamaian dunia lainnya. Semuanya menutup mata terhadap mayat-mayat tak berdosa yang kian hari kian bertambah. Semuanya menutup telinga terhadap suara tangis jundi-jundi jihad dan ratapan ibu-ibu tak berdosa. Semuanya tuli dengan deru rudal-rudal israel yang kian hari kian menggila. Atau karena sudah begitu terbiasa sehingga suara-suara keji itu tak ubahnya petasan yang berbunyi menjelang hari raya. Doa' ,.ya..h mungkin hanya inilah langkah akhir yang sanggup kami tempuh. Sesungguhnya janji Allah adalah benar. Ia tak pernah lengah dari sekecil apapun usaha manusia. Syurga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai telah ia persiapkan bagi mereka yang berjuang menegakkan kalimahNya. saudaraku...percayalah sesungguhnya kami tak menutup mata terhadap deritamu seperti tikus-tikus perdamaian dunia itu. Yakinlah bahwa kami bersamamu, kami merindumu dan kan terus menyebutmu dalam setiap lantunan doa kami. Ya Allah persaksikanlah mereka, saudara-saudara kami dipalestina sebagai mujahid-mujahidah penegak kalimahMu yang berhak mendapat syurgamu. Perkuatlah kami dengan dengan kehendakMu untuk sekuat daya membantu kebebasan mereka. Palestina sesungguhnya kalian tak sendiri.

Ketika Dunia Meninggalkan Kita

by: Rumi

Roda kehidupan ini memang aneh. Abstrak dan tak mengenal rumus. Pun tak ubahnya dengan dunia. Seperti ungkapan yang sudah begitu basi terdengar dunia bagai roda yang terus berputar, kadang berada diatas dan kadang dibawah. Setiap manusia mutlak akan menghadapi dua zona dalam kehidupan. zona pertama yang penuh dengan pernak-pernik, simponi-simponi cinta , berjuta keberuntungan yang membawa pemiliknya kepada puncak kebahagiaan, namun pada zona lain dapat berubah seketika menjadi ranjau penuh duri yang siap menenggelamkan kehidupan manusia kepada titik kesedihan yang tiada tara. Pada titik inilah kehidupan seperti tak berarti. Ingin meninggalkan dunia belum siap dengan hisab yang harus dihadapai (bagi orang yang beriman tentunya) namun tetap berdiam seolah tak ada artinya. Dunia semakin menjauh.

Dewasa ini begitu banyak bukti dan fenomena yang kita lihat mencengangkan akibat semakin tak bersahabatnya dunia terhadap kehidupan manusia.Luar biasa memang, setiap kita dibuat terpesona oleh pernak-pernik dunia, tergantung pada kesetiaanya menemani, dibuat ketagihan oleh sajian hiburan dan keindahan yang tiada henti dan terakhir kita dibuai oleh harapan setinggi langit yang dijanjikannya. kata "
kita" disini mengacu kepada semua diantara kita yang telah larut dengan buaian-buaian dunia baik lahir maupun batin. Penulis berharap cegahlah dengan sekuat daya kita untuk ikut bergabung kedalam golongan "kita" dalam tulisan ini.

Disadari atau tidak dunia ini memabukkan. Seperti diketahui bersama, orang yang mabuk tidak dapat memahami antara yang baik dan yang buruk bahkan untuk memahami diri sendiripun kerepotan. Coba kita renungkan jika mabuk alkohol saja bisa membuat peminumnya over dosis kemudian
go out dari dunia ini, lalu bagaimana dengan mabuk dunia yang valuenya begitu luas dan multiaspek? jawabannya bukan kita yang akan go out dari dunia ini, tapi justru sebaliknya dunia yang akan eneg, bosan atau istilah jawa kasarnya "jeleh" dengan diri kita. Kita tak ubahnya omnivora bahkan lebih nggragas lagi karena telah memabukkan diri dengan dunia. slowly but sure akibat yang dihasilkan jika kita terus menerus dalam kemabukan adalah kehampaan spiritual yang sangat mengecewakan. Finally, hal yang sangat bermanfaat adalah jika kita mau menyadari peranan dan tugas kita didunia juga terus berusaha untuk memfilter diri agar tidak dimabukkan oleh dunia. Ingatlah bahwa setiap kita adalah khalifah dimuka dunia yang berstatus makhluk termulia ciptaan Tuhan. Apa jadinya jika khalifah itu mabuk. Apa artinya jika status makhluk termulia hanya menjadi semacam degree comparison untuk mengungguli makhluk lain,nonsense!. Dengan menyadari peranan kita didunia ini maka kita dapat memahami dengan baik hakikat kehidupan dan tidak terbuai dengan harapan-harapan semu. Akhirnya kitapun siap menghadapi derasnya arus kehidupan tanpa terombang-ambing pada arah yang tak tentu. Duniapun kan tersenyum, seraya berjalan disamping kita bukan malah say good bye sembari mencerca.
Wallahu a'lam bishowab.

Kamis, 15 Januari 2009

ALTIS MEMBER



temen - temen altis
BIAR BEDA ENJOY AJA....
from left :
prof alien, tengel, gue, inul, mami, bety, ira, allit, welut, boy, lek dhi, tekmen, si'un, barjo
gembhus, jegu and the last is the coolest boy of altis RIDMEN.
Indahnya persahabatan hanya akan terasa disaat kita bisa saling menghargai perbedaaan yang ada. secara donk...kita hidup dalam beragam komunitas. yang jelas nggak semua orang bisa kayak kita ato paling nggak sejalan dengan kita. trus gimana caranya biar kita bisa open dengan berbagai keragaman. Ok..well Bukan maksud meh nggurui or ngerasa paling bener or so on,tapi kayaknya permasalahan ini kadang menjadi hal yang super pelik, maklum penulis juga pernah ngalamin hal paling nggak ngenakin terkait dengan perbedaan dalam sebuah komunitas. So, mau gak mau emang harus ketemu jalan keluarnya. Sekedar bagi-bagi pengalaman nih, dulu pas masih SMA penulis pernah ngalamin stress berat gara-gara mesti adaptasi dengan lingkungan baru yang otomatis beda banget dengan lingkungan sebelumnya. Temen baru yang mana mayoritas cowok ( nggambus-nggambus sisan) hee...he sory yo rel nek nyinggung, trus lingkungan baru yang panas luar dalem, pergaulan bebas yang nuntut kita jadi remaja funky and masih banyak lagi . ternyata masalah-masalah tadi gak cuman berhenti saaat masih SMA doang, pas memasuki dunia kerjapun gak beda jauh malah lebih parah . Bayangin, lahir dari keluarga yang super religius, yang dikit-dikit ora ilok alias pamali, yang tiap hari didawuhi tentang urgensi moral, etika, unggah-ungguh, totokromo dll tiba-tiba harus dihadapkan pada new life style yang mana didalamnya penuh dengan budaya hedonis, free thinkers, dll yang nggak cuman menyangkut masalah gaya hidup aja tapi juga agama, prinsip, dan masih banyak lagi. Menanggapi problem kayak gini kalo nggak pinter-pinter kita manage piye jal?... padahal imposible banget kalo kita mo hidup ama keluarga terus. Bener banget noh kata pepatah "pengalaman adalah guru terbaik" artinya dengan masalah-masalah yang pernah bikin stress tadi penulis jadi mikir benernya yang salah tuh "perbedaannya or emang orangnya aja yang rese" . Jawabannya adalah emang dasar orangnya yang rese' (termasuk yang nulis) he..he. Singkatnya, perbedaan itu bukan sesuatu yang harus kita jauhin or stressin tapi sebaliknya dengan perbedaan kita bisa menjalin kebersamaan, saling menghargai and finally,bikin dunia ini semakin indah seperti programnya a'a gym di RCTI "indahnya kebersamaan". Kedengarannya simple banget ya? emang..lawong cuman nulis. but nothing imposible if we try and try again palagi kalo mulai dari sekarang. Tapi yang mesti dicatet, terkadang saking opennya dengan perbedaan,kita sampe nggak bisa ngebedain mana yang harus tetep dipegang teguh.Dalam hal ini kita sering ngalir aja trus terbawa arus and gubrak ..jadilah dunia kita ini sebagai panggung sandiwara. Terus ngikutin arus tanpa punya pegangan dan arah yang jelas ( how pitty you are). Makanya disinilah pentingnya prinsip biar kita gak terombang-ambing kearah yang gak jelas. mengutip pernyataannya KAKOM KAMMI IAIN Walisongo Semarang "boleh mewarnai tapi tidak terwarnai" artinya pikir sendiri ya? capek nulis.