Senin, 27 Juli 2009

TO OUR BELOVED MOM. . . .




Seputih Kasih Ibu

Kata orang, aku lahir dari perut. . . ibu
Bila dahaga, yang susukan aku. . . ibu
Bila lapar, yang suapkan aku. . .ibu
Bila kesepian, yang senantiasa disampingku. . .ibu
Ibu bilang, kata pertama yang kuucap. . .ibu
Bila bangun tidur, yang aku cari. . . ibu
Bila nangis, orang pertama yang datang. . .ibu
Bila ingin bermanja,, aku dekati. . .ibu
Bila sedih, yang bisa membujukku hanya. . .ibu
Bila nakal, yang memarahi aku. . .ibu
Bila merajuk, yang membujukku Cuma. . .ibu
Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah. . .ibu
Bila takut, yang menenangkan aku. . .ibu
Bila ingin memeluk, yang aku suka memeluk. . .ibu
Aku selalu teringat . . .ibu
Bila sedih, aku telepon. . .ibu
Bila senang, orang pertama yang kuberi tahu. . .ibu
Bila bingung, aku suka curhat pada. . . ibu
Bila takut, aku selalu panggil. . .”ibuuuuuuuu
Bila sakit, orang paling risau adalah. . .ibu
Bila akan ujian, orang paling sibuk juga. . .ibu
Bila buat perkara, yang marahi aku dulu. . .ibu
Bila pulang sekolah, yang selalu menyambutku. . .ibu
Bila ada masalah, yang paling risau. . .ibu

Yang masih peluk aku sampai hari ini. . .ibu
Yang selalu masak kegemaranku. . .ibu
Yang selalu simpan dan kemaskan barang-barangku. . .ibu
Yang ajari aku memasak. . .ibu
Yang selalu puji aku. . .ibu
Yang selalu nasihati aku. . .ibu
Yang selalu bangun disepertiga malam. . .ibu
Yang selalu menangis mengantar aku pergi. . .ibu
Yang selalu pikirkan aku makan apa. . .ibu
Yang selalu sebut namaku dalam doa. . .ibu
Bila aku mencintai seseorang . . .
Orang pertama yang aku rujuk. . .ibu

Setelah aku punya pasangan hidup. . .
Bila senang, aku cari pasanganku
Bila sedih, aku cari. . .ibu
Bila berhasil, aku ceritakan pada pasanganku
Bila gagal, aku ceritakan pada. . .ibu
Bila bahagia, aku peluk erat pasanganku
Bila berduka, aku peluk erat. . .ibuku
Bila libur, aku bawa pasanganku
Bila sibuk, aku antar anak kerumah. . .ibu
Selalu aku ingat pasanganku
Dan selalu ibu ingat aku
Bila telepon, aku akan telepon pasanganku
Entah kapan aku akan telepon ibu
Selalu. . .aku belikan hadiah untuk pasanganku
Entah kapan aku akan belikan hadiah untuk ibuku.

Dan Rabbmu telah mengatakan supaya kamu jangan menyembah selain-Nya dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya (Al-Isra’:23)
Siapakah yang berhak aku pergauli dengan baik. Nabi menjawab : ibumu. Kemudian siapa? Nabi menjawab : ibumu. Kemudian siapa? Nabi menjawab : ibumu. Kemudian siapa? Bapakmu. (Muttafaq ‘alaih).

Ah! Sungguh terlalu malu jika kuingat hutang budiku pada ibu. Berderai air mata ini jika kuingat kasih sayangnya yang sekian lama hampir terlupa.
Terlalu banyak budinya yang kubalas dengan menyakiti
Kasih sayangnya kubalas dengan menentang
Aku lupa ya Rabbi. . .berkat usaha, asuhan dan didikannya aku berhasil kini
Kepayahan sanggup dilupakan ketika mengandungku
Kesakitan yang amat sangat sanggup dilalui ketika melahirkanku
Tidur malamnya aku ganggu
Titik peluhnya basah kering demi membesarkanku
Tidak pernah ia mengadu letih
Tidak pernah ia mengadu sakit
Lauk yang dimulut sanggup ia keluarkan untuk diberikan padaku
Harta yang dikumpulkan ikhlas dilepas untuk pendidikanku
Namun, aku lupa semua itu ya Rabbi. . .
Karena ia tak pernah mengeluh padaku ya Rabbi. . .
Karena ia tak pernah mengadu padaku ya Rabbi. . .
Hanya senyum tulus dan wajah teduh yang ia beri untukku
Aku tak sempat memperhatikan guratan-guratan kerut didahinya
Aku bahkan tak sadar kini rambutnya telah memutih
Ah! Toh kupikir ibuku tetap cantik
Matanya yang sayu tak pernah berubah
Selalu menyiratkan ketulusan dan membawa energi baru untukku
Ya Rabbi. . .
Betapa luhurnya hati bunda
Tak pernah ia menuntut apa-apa yang telah ia beri untukku hingga kini
Ibu tak malu membawaku kemana-mana dalam keadaan perutnya membesar selama 9 bulan
Ibu tak malu menyusukanku dalam keadaan apapun manakala aku merengek-rengek kelaparan
Hingga kini ibu yang selalu membangga-banggakanku
Memuji dan selalu menyanjungku
Seburuk apapun perangaiku.
Never turn away from me . . .mom. . .
Coz I love U somuch . . .
with all my heart. . .

Allahummaghfirli wa liwalidayya,
Warhamhuma kamaa rabbayaanii shogiiro. Amin