Jumat, 16 Januari 2009

Ketika Dunia Meninggalkan Kita

by: Rumi

Roda kehidupan ini memang aneh. Abstrak dan tak mengenal rumus. Pun tak ubahnya dengan dunia. Seperti ungkapan yang sudah begitu basi terdengar dunia bagai roda yang terus berputar, kadang berada diatas dan kadang dibawah. Setiap manusia mutlak akan menghadapi dua zona dalam kehidupan. zona pertama yang penuh dengan pernak-pernik, simponi-simponi cinta , berjuta keberuntungan yang membawa pemiliknya kepada puncak kebahagiaan, namun pada zona lain dapat berubah seketika menjadi ranjau penuh duri yang siap menenggelamkan kehidupan manusia kepada titik kesedihan yang tiada tara. Pada titik inilah kehidupan seperti tak berarti. Ingin meninggalkan dunia belum siap dengan hisab yang harus dihadapai (bagi orang yang beriman tentunya) namun tetap berdiam seolah tak ada artinya. Dunia semakin menjauh.

Dewasa ini begitu banyak bukti dan fenomena yang kita lihat mencengangkan akibat semakin tak bersahabatnya dunia terhadap kehidupan manusia.Luar biasa memang, setiap kita dibuat terpesona oleh pernak-pernik dunia, tergantung pada kesetiaanya menemani, dibuat ketagihan oleh sajian hiburan dan keindahan yang tiada henti dan terakhir kita dibuai oleh harapan setinggi langit yang dijanjikannya. kata "
kita" disini mengacu kepada semua diantara kita yang telah larut dengan buaian-buaian dunia baik lahir maupun batin. Penulis berharap cegahlah dengan sekuat daya kita untuk ikut bergabung kedalam golongan "kita" dalam tulisan ini.

Disadari atau tidak dunia ini memabukkan. Seperti diketahui bersama, orang yang mabuk tidak dapat memahami antara yang baik dan yang buruk bahkan untuk memahami diri sendiripun kerepotan. Coba kita renungkan jika mabuk alkohol saja bisa membuat peminumnya over dosis kemudian
go out dari dunia ini, lalu bagaimana dengan mabuk dunia yang valuenya begitu luas dan multiaspek? jawabannya bukan kita yang akan go out dari dunia ini, tapi justru sebaliknya dunia yang akan eneg, bosan atau istilah jawa kasarnya "jeleh" dengan diri kita. Kita tak ubahnya omnivora bahkan lebih nggragas lagi karena telah memabukkan diri dengan dunia. slowly but sure akibat yang dihasilkan jika kita terus menerus dalam kemabukan adalah kehampaan spiritual yang sangat mengecewakan. Finally, hal yang sangat bermanfaat adalah jika kita mau menyadari peranan dan tugas kita didunia juga terus berusaha untuk memfilter diri agar tidak dimabukkan oleh dunia. Ingatlah bahwa setiap kita adalah khalifah dimuka dunia yang berstatus makhluk termulia ciptaan Tuhan. Apa jadinya jika khalifah itu mabuk. Apa artinya jika status makhluk termulia hanya menjadi semacam degree comparison untuk mengungguli makhluk lain,nonsense!. Dengan menyadari peranan kita didunia ini maka kita dapat memahami dengan baik hakikat kehidupan dan tidak terbuai dengan harapan-harapan semu. Akhirnya kitapun siap menghadapi derasnya arus kehidupan tanpa terombang-ambing pada arah yang tak tentu. Duniapun kan tersenyum, seraya berjalan disamping kita bukan malah say good bye sembari mencerca.
Wallahu a'lam bishowab.

Tidak ada komentar: