BIAR BEDA ENJOY AJA....
from left :
prof alien, tengel, gue, inul, mami, bety, ira, allit, welut, boy, lek dhi, tekmen, si'un, barjo
gembhus, jegu and the last is the coolest boy of altis RIDMEN.
Indahnya persahabatan hanya akan terasa disaat kita bisa saling menghargai perbedaaan yang ada. secara donk...kita hidup dalam beragam komunitas. yang jelas nggak semua orang bisa kayak kita ato paling nggak sejalan dengan kita. trus gimana caranya biar kita bisa open dengan berbagai keragaman. Ok..well Bukan maksud meh nggurui or ngerasa paling bener or so on,tapi kayaknya permasalahan ini kadang menjadi hal yang super pelik, maklum penulis juga pernah ngalamin hal paling nggak ngenakin terkait dengan perbedaan dalam sebuah komunitas. So, mau gak mau emang harus ketemu jalan keluarnya. Sekedar bagi-bagi pengalaman nih, dulu pas masih SMA penulis pernah ngalamin stress berat gara-gara mesti adaptasi dengan lingkungan baru yang otomatis beda banget dengan lingkungan sebelumnya. Temen baru yang mana mayoritas cowok ( nggambus-nggambus sisan) hee...he sory yo rel nek nyinggung, trus lingkungan baru yang panas luar dalem, pergaulan bebas yang nuntut kita jadi remaja funky and masih banyak lagi . ternyata masalah-masalah tadi gak cuman berhenti saaat masih SMA doang, pas memasuki dunia kerjapun gak beda jauh malah lebih parah . Bayangin, lahir dari keluarga yang super religius, yang dikit-dikit ora ilok alias pamali, yang tiap hari didawuhi tentang urgensi moral, etika, unggah-ungguh, totokromo dll tiba-tiba harus dihadapkan pada new life style yang mana didalamnya penuh dengan budaya hedonis, free thinkers, dll yang nggak cuman menyangkut masalah gaya hidup aja tapi juga agama, prinsip, dan masih banyak lagi. Menanggapi problem kayak gini kalo nggak pinter-pinter kita manage piye jal?... padahal imposible banget kalo kita mo hidup ama keluarga terus. Bener banget noh kata pepatah "pengalaman adalah guru terbaik" artinya dengan masalah-masalah yang pernah bikin stress tadi penulis jadi mikir benernya yang salah tuh "perbedaannya or emang orangnya aja yang rese" . Jawabannya adalah emang dasar orangnya yang rese' (termasuk yang nulis) he..he. Singkatnya, perbedaan itu bukan sesuatu yang harus kita jauhin or stressin tapi sebaliknya dengan perbedaan kita bisa menjalin kebersamaan, saling menghargai and finally,bikin dunia ini semakin indah seperti programnya a'a gym di RCTI "indahnya kebersamaan". Kedengarannya simple banget ya? emang..lawong cuman nulis. but nothing imposible if we try and try again palagi kalo mulai dari sekarang. Tapi yang mesti dicatet, terkadang saking opennya dengan perbedaan,kita sampe nggak bisa ngebedain mana yang harus tetep dipegang teguh.Dalam hal ini kita sering ngalir aja trus terbawa arus and gubrak ..jadilah dunia kita ini sebagai panggung sandiwara. Terus ngikutin arus tanpa punya pegangan dan arah yang jelas ( how pitty you are). Makanya disinilah pentingnya prinsip biar kita gak terombang-ambing kearah yang gak jelas. mengutip pernyataannya KAKOM KAMMI IAIN Walisongo Semarang "boleh mewarnai tapi tidak terwarnai" artinya pikir sendiri ya? capek nulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar